Jumat, 23 April 2010

Kumpulan Surat Cinta Untukmu yang dinanti *u*

diambil dari beberapa bLog, tapi maaf lupa gak bisa cantumin sumbernya dari mana coz file ini dah lama tersimpan dalam Word ku,cm ijin copas aj...(semuanya sama seperti yang ku rasa,hehehee...)
"MujahidQ,kunanti dirimu hingga ujung waktu,Upz..;-))


Pernikahan hanya dilandasi karena Allah semata. Diniatkan untuk ibadah. Menyerahkan secara total pada Allah yang membuat skenarionya. Maka semua menjadi indah. Hanya Allah yang mampu menggerakkan hati setiap umat-NYA. Hanya Allah yang mampu memudahkan segala urusan. Hanya Allah yang mampu menyegerakan sebuah pernikahan. Kita hanya bisa memohon keridhoan Allah. Meminta-NYA mengucurkan barokah dalam sebuah pernikahan. Hanya Allah jua yang akan menjaga ketenangan dan kemantapan untuk menikah. Lalu, bagaimana dengan cinta? Ibu saya pernah bilang, Cinta itu proses.
Proses dari ada, menjadi hadir, lalu tumbuh, kemudian merawatnya. Agar cinta itu bisa bersemi dengan indah menaungi dua insan dalam pernikahan yang suci.

Surat Cinta Dari Sang Kekasih



Karya : Cecep Yusuf Pramana





tentang-pernikahan.com - Assalamu'alaikum…apa kabar buat calon suamiku. Semoga Allah sentiasa merahmati dan memberkati dirimu yang tidak pernah kutemui, namun doaku tidak pernah putus mengiringi setiap langkahmu demi meraih keridhaanNya



Rasulullah SAW pernah bersabda: "Seindah perhiasan dunia adalah wanita yang solehah,"



Alhamdulillah, itulah anjuran Islam melalui Rasulullah SAW yang kita cintai. Pilihlah wanita yang mampu menyejukkan pandanganmu dan juga rumah tangga muslim yang bakal dibina saat menikah nanti.



Wahai calon suamiku,



"Dinikahi seorang wanita karena empat perkara, karena hartanya, keturunannya, kecantikannya dan agamanya. Maka pilihlah agamannya, maka beruntunglah kedua tanganmu".



Itulah sebuah pijakan utama buatmu memilih calon isteri. Sebuah pijakan utama itu telah menjadi hafalanku sejak aku beranjak dewasa (baca; baligh).



Wahai calon suamiku,



Jika harta yang engkau idamkan, maka ketahuilah diriku bukanlah orang yang berada. Tiada harta yang dapat kupersembahkan dalam ijab-kabul kita nanti. Tiada harta sebagai jaminan bahwa engkau akan menikmati sedikit kesenangan apabila ijab-kabul telah dilafazkan.



"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir". (QS Ar Ruum: 21)



Jika keturunan yang engkau dambakan, ketahuilah bahwa aku hanyalah manusia biasa dari keluarga yang biasa pula. Namun apa yang pasti. Aku adalah keturunan yang mulia, ayahanda adalah Nabi Adam as dan bunda Siti Hawa as, sama seperti mu.



"…Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. Jika Allah menolong kamu, Maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), Maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal. (QS. Ali Imran: 159-160)



Kecantikan, itulah pandangan pertama setiap insan. Malah aku meyakini bahwa engkau juga tidak terlepas seperti manusia yang lainnya. Ketahuilah wahai calon suamiku, jika kecantikan itu yang engkau inginkan dari diriku, maka engkau telah salah langkah.



Tiada kecantikan yang terlihat orang lain yang dapat kupertontonkan padamu. Telah aku hijabkan (baca; jilbab) kecantikan diriku ini dengan amalan ketaatan kepada tuntutan agama yang kucintai. Engkau hanya akan sia-sia jika hanya menginginkan kecantikan lahiriah semata.



Dan aku tidak dapat menjanjikan, bahwa aku mampu membahagiakan rumahtangga kita nantinya, karena aku memerlukan engkau untuk bersamaku untuk menegakkan dakwah islam ini, dan aku merelakan diri ini menjadi penolongmu untuk membangunkan sebuah markaz dakwah dan tarbiyah islamiyah ke arah jihad hambaNya kepada Penciptanya yang agung, Allahu Rabbi.



Mencari ilmu agama secara bersama, marilah kita jadikan pernikahan ini sebagai risalah demi meneruskan perjuangan Islam. Aku masih kekurangan ilmu agama, tetapi berbekal ilmu agama yang ada ini, aku ingin menjadi isteri yang sentiasa mendapat keridhaan dari Allah dan suamiku.



Hal itu tak lain untuk memudahkan aku membentuk rumah tangga muslim antara aku, engkau dan anak-anak kita nantinya untuk dibina dan diberikan pendidikan dengan ketaatan kepada Allah SWT. Aku pun hanya akan bercita-cita untuk bisa bergelar pendamping solehah bagi sang suami, seperti yang dijanjikan Rasulullah SAW.



"Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu". (QS An Nisa: 1)



Calon Suamiku yang dirahmati Allah



"Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka". (QS. An Nisaa: 34.)



Aku yakin bahawa engkau adalah pemimpin untuk diriku dan anak-anakku sebagai pewaris dakwah Islam. Maka, jadikanlah pernikahan ini nantinya sebagai asas pembangunan iman, bukannya untuk memuaskan bisikan syaitan yang menjadikan ikatan pernikahan sebagai hawa nafsu semata.



Semoga diriku dan dirimu sentiasa didampingi rahmat dan keridhaanNya. Lakukanlah tanggungjawabmu itu dengan nilai kesabaran, dan ketabahan. Semoga kita akan menjadi salah satu daripada jamaah menuju ke syurga, insya Allah.



Ketahuilah wahai calon suamiku, bahwa aku tidak pernah mendambakan mas khawin yang hanya akan menyebabkan hatiku buta dalam menilai arti kita dipertemukan Allah atas dasar agama.



Cukuplah seandainya, maharku adalah sebuah qalam mulia, Al-Quran, karena aku meyakini qalam itu mampu memimpin rumahtangga kita untuk meraih keridhaanNya bukan kekayaan dunia yang bersifat hanya sementara.



Bantulah aku dalam memperjuangkan dakwah Allah ini melalui pernikahan, karena ia adalah tempat untuk aku menyempurnakan separuh daripada agamaku, insyaAllah. Akhlakmu yang terdidik indah oleh ibu bapa dan orang sekelilingmu, itulah yang aku harapkan daripada harta duniawi yang ingin kau sediakan untukku.



Kutitipkan sebagian dari pengetahuanku melalui buku "Jalan Dakwah" karya Syaikh Mustafa Masyhur, yang tidak lagi berwujud keborosan dan kebakhilan karena semuanya berada di dalam sikap qana'ah (berpuas hati dengan apa yang ada), ridha dan yakin.



Wahai calon suamiku,



Lihatlah rumahtangga Rasulullah SAW, terkadang sebulan pernah dapurnya tidak berasap karena tidak ada bahan makanan yang dapat dimasak. Namun, walau begitu susahnya, rumahtangga Rasulullah SAW tetap menjadi rumahtangga yang paling bahagia, yang tidak ada bandingnya hingga hari ini.



Terlalu panjang rasanya aku mencoretkan surat ini. Cukup dahulu aku buat surat ini, andai diizinkan aku akan kembali menitipkankan lagi kiriman bertintakan hati ini. Akhirnya, saya mohon maaf, biarlah rindu ini ditumpahkan dalam tinta daripada jemu tatkala kita disatukan.



Wassalam

Mujahidku..
Mujahidku, apa kabar?


Semoga saat ini engkau baik2 saja

Penatku, penatmu saat ini semoga tetap di jalanNYA

Semoga mendung ini kunikmati juga

Supaya kau merasa sejuk setelah seharian bercampur debu



Mujahidku ...

Aku rindu dalam rindu2 tetntang takdir kita

Semoga saat ini Penghulu kita menjagamu,

Melindungimu di jalanan yang terik atau lautan yang berdebu ...

Atau ... bahkan di musim yang berbeda?

Aku tak pernah tahu

Namun, tahukah kau? Aku selalu yakin akan skenarioNYA



Mujahidku ...

Semoga saat ini Dia menjaga hatimu, mata, pendengaran, jiwamu, semuamu ... (ehmm!) untukku ...!

Pun aku, semoga Dia membantuku untuk menjaga kehormatanku, jiwaku ... jasadku, semuaku ... untukmu!

KarenaNYA semata.



Mujahidku ... tahukah kau?

Saat ini aku berdoa untuk keselamtanmu

Semoga saat ini engkau masih teguh di jalan yang IA bentangkan untukmu



Mujahidku ...

Saat penat-penat pikir dan jasad begitu menggila

Saat kumparan-kupmparan dekwah ini mengajak kita berputar bersamanya ...

Sungguh, aku hanya berharap DIA ridha atas apa yang aku dan engkau lakukan (meskipun engkau entah di mana)



Mujahidku, entah kau di mana ...

Aku tak hendak melukis jasadmu,

Aku tak hendak mereka-reka, menebak-nebak tentangmu!

Sebab mujahidku ... tahukah kau?

Aku mencintaimu sebelum mata ini memandang, sebelum telinga ini mendengar

Sebelum hal2 fisik merusak semua ketulusanku atas siapapun kau!

Dan aku ... ingin menjaganya tetap begitu: SEDERHANA



Ah, mujahidku ... semoga kau lantunkan doa yang sama pada Pemilik kita

Sebab takdirku dan takdirmu ada di genggamanNYA

Dan kita? Tak pernah tahu



Mujahidku ...

Sujud-sujud panjangku, aku merayuNYA,

Menyelipkan doa semoga aku pantas mendampingimu

Entah ... siapa kau, di mana saat ini adamu ....

Namun ... ada hormat, ada rindu, kepercayaan, yang memberiku selaksa energi tulus



Mujahidku, sungguh aku hanya ingin menjaga diriku, jiwaku

Mempersiapkannya ... menempanya

Agar jika suatu saat DIA berkehendak dan membuat skenario tentang kita,

Aku siap mendampingimu

Dan kita akan tapaki jalan dakwah yang kita pilih dan kita cintai

Hingga hanya Allah muara akhir semua cita







* Diambil dari "Diary Pengantin": Robi’ah al-Adawiyah

ukHtiii^^

Ukhti...senyummu yang selalu hangat,tutur katamu yang lembut,sikapmu yang santun,jiwamu yang selalu damai,,.hidupmu selalu dipenuhi cinta dari siapapun yang mengenalmu,kau yang tak pernah lelah mencari arti cinta sejati milikNya berusaha untuk selalu memilikinya,tak lelah walau jalan berliku tak menyerah walau godaan datang menghampirimu,rangakaian zikirmu yang panjang,,saat semua telah lelah dengan kesibukannya hari ini yang kemudian terlelap dalam mimpi kau tetap asyik bercerita padaNya,hanya berharap akan RidhoNya,rindumu akan janji2 indahnya tentang sebuah taman firdaus yang sangat indah,sungai yang mengalir tenang,bunga-bunga yang bermekaran indah,walau dalam bayanganpun tak mampu melampaui indahnya...,
nti dilanjutin lg yach...mau sholat dlu nih....
>tentang kekagumanku pada seorang muslimah yang selalau membuat q iri akan kedekatannya pada Sang Ilahi Rabbi,,karna aku ingin sepertinya meraih CintaNya^,